Sabtu, 09 Mei 2009

PENDIDIKAN

Antara Mahasiswa dan Narkoba

Memang tidak dapat kita pungkiri bahwa pilar mahasiswalah yang sukses menjemput bola emas yang digulirkan di era reformasi dengan mengalirkan nurani rakyat serta menghembuskan nafas segar di seluruh nusantara. Pilar ini mampu mengangkat semua yang terpuruk dan menjadikannya sebuah energi baru dalam semua sendi kehidupan bermasyarakat. Mahasiswa pun mendapat sambutan hangat dan simpati dari seluruh rakyat, dan bangsa ini pun masuk tercatat dalam sederetan bangsa-bangsa yang maju dan beradab di era reformasi.

Akan tetapi, jeda yang dialami dalam menikmati hasil perjuangannya belum tuntas, keburu pil pahit di telannya. Nilai setitik, rusak susu sebelanga; Panas setahun dihapuskan hujan sehari, atau siapa makan nangka, yang lain kena getahnya. Mungkin ungkapan-ungkapan ini bisa dialamatkan kepada pilar ini, dengan asumsi bahwa ditengah rimbunnya gerakan sosial mahasiswa, ada sekian mahasiswa yang terhanyut dalam layanan NARKOBA (Narkotika, dan Obat Terlarang). Apakah yang terlarut dalam larutan NAKOBA adalah betul-betul mahasiswa dengan identitas KPM (Kartu Pengenal Mahsiswa) yang jelas, atau mahasiswa gadungan yang demi kepentingan politik tertentu, menyangkut popularitas institusi pendidikan, kelompok (komunitas) dan individu sebagai insan kampus. Pada level ini sulit untuk diprediksi siapa mahasiswa yang sebenar terlibat dalam skandal NARKOBA ini.


Ketika popularitas dan akreditasi institusi tertentu yang unggul, kadang membuat pihak lain kebakaran jenggot untuk terlibat dalam proses pemberian label atau Stigma "Mahasiswa NARKOBA". Belum lagi, ketika proyeksi dan promosi untuk mendapatkan pangkat atau jabatan baru pada institusi tertentu, maka skenario penangkapan "Mahasiswa Narkoba" pun dilakukan, dan skandal lainnya. Walaupun, diakui bahwa satu dari antara sekian yang terlibat dalam gerakan-gerakan moral mahasiwa itu sebagai pemilik, penadah, pengedar atau pemakai. Sulit untuk kita pungkir bahwa hal ini benar terjadi. Tetapi, apakah ini menjadi ukuran untuk memberi label "Mahasiswa NARKOBA"?


Di manakah posisi mahasiswa dalam klasifikasi strata Narkoba dewasa ini? Apakah sebagai pengedar, pemakai, pemilik, atau penadah. Di satu pihak, mahasiswa tidak bekerja. Ia sepenuhnya hidup dari keringat orang tua, saudara, orang lain, atau orang tua asuh yang setiap saat menggajinya ala seorang pegawai negeri atau pegawai swasta. Di pihak lain, mahasiswa juga tidak memegang lesensi terhadap penyuplai biaya hidup selama berpredikat sebagai mahasiwa, sehingga kadang-kadang mencoba-coba segala sesuatu termasuk "NARKOBA". Mahasiswa bukanlah apa-apa, dia hanya bagian dari kehidupan sosial yang tergabung dalam kumpulan anak-anak terdidik dari berbagai golongan pendapatan orang tua yang berbeda. Posisi mahasiswa belum bisa ditentukan dan tidak tahu kapan akan berakhir, karena mereka belum memasuki kehidupan ekonomi yang sesungguhnya sebagai proses akhir dari belajar.


Kedudukan yang mengambang itu membuat mahasiswa menjadi sasaran empuk bagi semua pihak yang memiliki kepentingan dengan penyedia jasa layanan NARKOBA, baik sebagai pemilik, penadah, pengedar atau pemakai. Beragam pendapat yang akan muncul bila melihat kehidupan kaum terpelajar seperti ini.


Pilar mahasiswa yang getol mengkritisi berbagai fenomena yang timbul disekitarnya, kadang-kadang terbuai oleh penyedia jasa layanan NARKOBA. Organisasi mahasiswa ini sering impoten ketika berurusan dengan persoalan-persoalan seperti ini. Ketika bergerak maju, berhadapan dengan sesama aktivis mahasiswa, ketika bergerak mundur berhadapan dengan sesama aktivis dan masyarakat. Harus diakui bahwa dunia kampus bukanlah sebuah industri jasa yang menyediakan mahasiswanya sebagai pemilik, penadah, pengedar atau pemakai, namun rantai layanan NARKOBA ini telah masuk dan merajut dalam sendi-sendi pendidikan.


Pada tataran kondisi yang redup ini? Kaum intelektual sedang dimana? apakah yang dapat diperbuat sebagai bemper terdepan di era reformasi ini? Pilar mahasiswa harus mengkritisi tanpa ampun sikap tiap pribadi mahasiswa yang enggan menggabungkan diri dengan gerakannya lagi. Pilar mahasiswa harus menggunakan segala macam cara yang dikuasainya untuk memohon pengertian atau mengungkapkan peringatan-peringatan keras-lunak, tajam-lembut, agar pemahaman itu dapat menancap dalam-dalam di kepala dan hati mahasiswa bahwa hanya ada satu tekad "Berantas NARKOBA".


Pilar mahasiswa harus sanggup mengangkat semua persoalan menyangkut kepentingan rakyat secara umum dan harus terus diperkenalkan kepada kelompok mahasiswa di dalam kampus. Mahasiswa juga haruslah menjadi kelompok yang terdepan mempropagandakan dan melancarkan aksi-aksi massa pada setiap kesempatan, walau sekecil apapun, yang dapat dipergunakan untuk menunjukkan watak sejati dalam membendung bandar-bandar NARKOBA. Dan harus pula menjadi yang pertama untuk mempromosikan bahwa "Kampus Bebas Narkoba" kepada gerakan mahasiswa di kampus-kampus lain, dan mendorong terbentuknya satu penyatuan konsep di tingkatan yang lebih luas. Singkat kata, mahasiswa haruslah menjadi pelopor sejati dalam memberantas NARKOBA, dan bukan hanya sebagai penonton tanda kutip: "pemilik, penadah, pengedar atau pemakai". (Hugo Warami)


MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA


Kurang optimalnya pelaksanaan sistem pendidikan (yg sebenarnya sudah cukup baik) di Indonesia yang disebabkan sulitnya menyediakan guru-guru berkompetensi untuk mengajar di daerah-daerah.Sebenarnya kurikulum Indonesia tidak kalah dari kurikulum di negara maju, tetapi pelaksanaannya yang masih jauh dari optimal. Kurang sadarnya masyarakat mengenai betapa pentingnya pendidik dalam membentuk generasi mendatang sehingga profesi ini tidak begitu dihargai.


Sistem pendidikan yang sering berganti-ganti, bukanlah masalah utama, yang menjadi masalah utama adalah pelaksanaan di lapangan, kurang optimal. Terbatasnya fasilitas untuk pembelajaran baik bagi pengajar dan yang belajar. Hal ini terkait terbatasnya dana pendidikan yang disediakan pemerintah.


Banyak sekali kegiatan yang dilakukan depdiknas untuk meningkatkan kompetensi guru, tetapi tindak lanjut yang tidak membuahkan hasil dari kegiatan semacam penataran, sosialisasi. Jadi terkesan yang penting kegiatan itu terlaksana selanjutnya, tanpa memperhatikan manfaat yang dapat diperoleh.


Jika kondisi semacam itu tidak diubah untuk dibenahi kecil harapan pendidikan bisa lebih maju/baik. Maka pendidikan Indonesia sulit untuk maju. Selama ini kesan kuat bahwa pendidikan yg berkualitas mesti bermodal/berbiaya besar. Tapi oleh pemerintah itu tidak ditanggapi, kita lihat saja anggaran pendidikan dalam APBN itu. Padahal semua tahu bahwa pendidikan akan membaik jika gurunya berkompetensi dan cukup dana untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran.


Adanya biaya pendidikan yang mahal, menyulitkan sebagian masyarakat Indonesia yang kurang mampu. Hal ini dapat mengakibatkan banyaknya anak-anak Indonesia yang terancam putus sekolah. Oleh karena itu, sangat lah di perlukan peningkatan dana pendidikan di Indonesia agar dapat membantu masyarakat Indonesia yang kurang mampu melalui program beasiswa, orang tua asuh, dan dapat juga dengan pembebasan biaya pendidikan. (Rena)


Pendidikan Sekarang Dan Masa Depan


Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat.Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.


Tujuan pendidikan yang kita harapkan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan". Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan aktif dalam seluruh lapangan kehidupan, cerdas, aktif, kreatif, terampil, jujur, berdisiplin dan bermoral tinggi, demokratis, dan toleran dengan mengutamakan persatuan bangsa dan bukannya perpecahan.


Mempertimbangkan pendidikan anak-anak sama dengan mempersiapkan generasi yang akan datang. Hati seorang anak bagaikan sebuah plat fotografik yang tidak bergambar apa-apa, siap merefleksikan semua yang ditampakkan padanya. Empat pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal, yaitu: (1) learning to Know (belajar untuk mengetahui), (2) learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu, (3) learning to be (belajar untuk menjadi seseorang), dan (4) learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).


Dalam rangka merealisasikan 'learning to know', Guru seyogyanya berfungsi sebagai fasilitator. Di samping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan pengetahuan maupun ilmu tertentu.


Learning to do
(belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasikan keterampilan yang dimilikinya, serta bakat dan minatnya. Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi unsur keturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung pada lingkungannya. Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan dalam mendukung keberhasilan kehidupan seseorang.


Pendidikan yang diterapkan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau kebutuhan dari daerah tempat dilangsungkan pendidikan. Unsur muatan lokal yang dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan daerah setempat. learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat dan minat, perkembangan fisik dan kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya. Bagi anak yang agresif, proses pengembangan diri akan berjalan bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Sebaliknya bagi anak yang pasif, peran guru dan guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk pengembangan diri siswa secara maksimal.


Kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima (take and give), perlu ditumbuhkembangkan. Kondisi seperti ini memungkinkan terjadinya proses "learning to live together" (belajar untuk menjalani kehidupan bersama). Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era globalisasi/era persaingan global. Perlu pemupukkan sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang bersumber pada hal-hal tersebut.


Dengan demikian, tuntutan pendidikan sekarang dan masa depan harus diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral manusia Indonesia pada umumnya. Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian diharapkan dapat mendudukkan diri secara bermartabat di masyarakat dunia di era globalisasi ini.


Mengenai kecenderungan merosotnya pencapaian hasil pendidikan selama ini, langkah antisipatif yang perlu ditempuh adalah mengupayakan peningkatan partisipasi masyarakat terhadap dunia pendidikan, peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan, serta perbaikan manajemen di setiap jenjang, jalur, dan jenis pendidikan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah, khususnya di kabupaten/kota, seyogyanya dikaji lebih dulu kondisi obyektif dari unsur-unsur yang terkait pada mutu pendidikan, yaitu: (1) Bagaimana kondisi gurunya? (persebaran, kualifikasi, kompetensi penguasaan materi, kompetensi pembelajaran, kompetensi sosial-personal, tingkat kesejahteraan); (2) Bagaimana kurikulum disikapi dan diperlakukan oleh guru dan pejabat pendidikan daerah?; (3) Bagaimana bahan belajar yang dipakai oleh siswa dan guru? (proporsi buku dengan siswa, kualitas buku pelajaran); (4) Apa saja yang dirujuk sebagai sumber belajar oleh guru dan siswa?; (5) Bagaimana kondisi prasarana belajar yang ada?; (6) Adakah sarana pendukung belajar lainnya? (jaringan sekolah dan masyarakat, jaringan antarsekolah, jaringan sekolah dengan pusat-pusat informasi); (7) Bagaimana kondisi iklim belajar yang ada saat ini?.


Mutu pendidikan dapat ditingkatkan dengan melakukan serangkaian pembenahan terhadap segala persoalan yang dihadapi. Pembenahan itu dapat berupa pembenahan terhadap kurikulum pendidikan yang dapat memberikan kemampuan dan keterampilan dasar minimal, menerapkan konsep belajar tuntas dan membangkitkan sikap kreatif, demokratis dan mandiri. Perlu diidentifikasi unsur-unsur yang ada di daerah yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi proses peningkatan mutu pendidikan, selain pemerintah daerah, misalnya kelompok pakar, paguyuban mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat daerah, perguruan tinggi, organisasi massa, organisasi politik, pusat penerbitan, studio radio/TV daerah, media masa/cetak daerah, situs internet, dan sanggar belajar. (M. Sobry Sutikno)


MERANCANG PENDIDIKAN MORAL & BUDI PEKERTI DALAM ATMOSFER

PENDIDIKAN FORMAL

Manusia Indonesia menempati posisi sentral dan strategis dalam pelaksanaan pembangunan nasional, sehingga diperlukan adanya pengembangan sumber daya manusia (SDM) secara optimal. Pengembangan SDM dapat dilakukan melalui pendidikan mulai dari dalam keluarga, hingga lingkungan sekolah dan masyarakat.


Salah satu SDM yang dimaksud bisa berupa generasi muda (young generation) sebagai estafet pembaharu merupakan kader pembangunan yang sifatnya masih potensial, perlu dibina dan dikembangkan secara terarah dan berkelanjutan melalui lembaga pendidikan sekolah. Beberapa fungsi pentingnya pendidikan sekolah antara lain untuk : 1) perkembangan pribadi dan pembentukan kepribadian, 2) transmisi cultural, 3) integrasi social, 4) inovasi, dan 5) pra seleksi dan pra alokasi tenaga kerja ( Bachtiar Rifai). Dalam hal ini jelas bahwa tugas pendidikan sekolah adalah untuk mengembangkan segi-segi kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat dikembangkan melalui pendidikan moral. Dengan memperhatikan fungsi pendidikan sekolah di atas, maka setidaknya terdapat 3 alasan penting yang melandasi pelaksanaan pendidikan moral di sekolah, antara lain : 1). Perlunya karakter yang baik untuk menjadi bagian yang utuh dalam diri manusia yang meliputi pikiran yang kuat, hati dan kemauan yang berkualitas, seperti : memiliki kejujuran, empati, perhatian, disiplin diri, ketekunan, dan dorongan moral yang kuat untuk bisa bekerja dengan rasa cinta sebagai ciri kematangan hidup manusia. 2). Sekolah merupakan tempat yang lebih baik dan lebih kondusif untuk melaksanakan proses belajar mengajar. 3).Pendidikan moral sangat esensial untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan membangun masyarakat yang bermoral (Lickona, 1996 , P.1993).


Pelaksanaan pendidikan moral ini sangat penting, karena hampir seluruh masyarakat di dunia, khususnya di Indonesia, kini sedang mengalami patologi social yang amat kronis. Bahkan sebagian besar pelajar dan masyarakat kita tercerabut dari peradaban eastenisasi (ketimuran) yang beradab, santun dan beragama. Akan tetapi hal ini kiranya tidak terlalu aneh dalam masyarakat dan lapisan social di Indonesia yang hedonis dan menelan peradaban barat tanpa seleksi yang matang. Di samping itu system [pendidikan Indonesia lebih berorientasi pada pengisian kognisi yang eqivalen dengan peningkatan IQ (intelengence Quetiont) yang walaupun juga di dalamnya terintegrasi pendidikan EQ (Emotional Quetiont). Sedangkan warisan terbaik bangsa kita adalah tradisi spritualitas yang tinggi kemudian tergadai dan lebih banyak digemari oleh orang lain di luar negeri kita, yaitu SQ (Spiritual Quetiont). Oleh sebab itu, perlu kiranya dalam pengembangan pendidikan moral ini eksistensi SQ harus terintegrasi dalam target peningkatan IQ dan EQ siswa.


Akibat dari hanyutnya SQ pada pribadi masyarakat dan siswa pada umumnya menimbulkan efek-efek social yang buruk. Bermacam-macam masalah sosial dan masalah-masalahh moral yang timbul di Indonesia seperti : 1). meningkatnya pembrontakan remaja atau dekadensi etika/sopan santun pelajar, 2). meningkatnya kertidakjujuran, seperti suka bolos, nyontek, tawuran dari sekolah dan suka mencuri, 3). berkurangnya rasa hormat terhadap orang tua, guru, dan terhadap figur-figur yang berwenang, 4). meningkatnya kelompok teman sebaya yang bersifat kejam dan bengis, 5) munculnya kejahatan yang memiliki sikap fanatik dan penuh kebencian, 6). berbahsa tidak sopan, 7). merosotnya etika kerja, 8). meningkatnya sifat-sifat mementingkan diri sendiri dan kurangnya rasa tanggung jawab sebagai warga negara, 9). timbulnya gelombang perilaku yang merusak diri sendiri seperti perilaku seksual premature, penyalahgunaan mirasantika/narkoba dan perilaku bunuh diri, 10). timbulnya ketidaktahuan sopan santun termasuk mengabaikan pengetahuan moral sebagai dasar hidup, seperti adanya kecenderungan untuk memeras tidak menghormati peraturan-peraturan, dan perilaku yang membahayakan terhadap diri sendiri atau orang lain, tanpa berpikir bahwa hal itu salah (Koyan, 2000, P.74).


Untuk merespon gejala kemerosotan moral tersebut, maka peningkatan dan intensitas pelaksanan pendidikan moral di sekolah merupakan tugas yang sangat penting dan sangat mendesak bagi kita, dan perlu dilaksanakan secara komprehensif dan dengan menggunakan strategi serta model pendekatan secara terpadu, yaitu dengan melibatkan semua unsur yang terkait dalam proses pembelajaran atau pendidikan seperti : guru-guru, kepala sekolah orang tua murid dan tokoh-tokoh masyarakat. Tujuan pendidikan moral tidak semata-mata untuk menyiapkan peserta didik untuk menelan mentah konsep-konsep pendidikan moral, tetapi yang lebih penting adalah terbentuknya karakter yang baik, yaitu pribadi yang memiliki pengetahuan moral, peranan perasaan moral dan tindakan atau perilaku moral (Lickona, 1992. P. 53 )


Pada sisi lain, dewasa ini pelaksanan pendidikan moral di sekolah diberikan melalui pembelajaran pancasila dan kewarganegaraan (PPKn) dan Pendidikan agama akan tetapi masih tampak kurang pada keterpaduan dalam model dan strategi pembelajarannya Di samping penyajian materi pendidikan moral di sekolah, tampaknya lebih berorientasi pada penguasaan materi yang tercantum dalam kurikulum atau buku teks, dan kurang mengaitkan dengan isu-isu moral esensial yang sedang terjadi dalam masyarakat, sehingga peserta didik kurang mampu memecahkan masalah-masalah moral yang terjadi dalam masyarakat Bagi para siswa,adalah lebih banyak untuk menghadapi ulangan atau ujian, dan terlepas dari isu-isu moral esensial kehidupan mereka sehari-hari. Materi pelajaran PPKn dirasakah sebagai beban, dihafalkan dan dipahami, tidak menghayati atau dirasakan secara tidak diamalkan dalam perilaku kehidupan hari-hari.


Dalam upaya untuk meningkatkan kematangan moral dan pembentukann karakter siswa. Secara optimal ,maka penyajian materi pendidikan moral kepada para siswa hendaknya dilaksanakan secara terpadu kepada semua pelajaran dan dengan mengunakan strategi dan model pembelajaran seccara terpadu, yaitu dengan melibatkan semua guru, kepala sekolah ,orang tua murid, tokoh-tokoh masyarakat sekitar. Dengan demikian timbul pertanyaan,bahan kajian apa sajakah yang diperlukan untuk merancang model pembelajaran pendidikan moral dengan mengunakan pendekatan terpadu ?


Untuk mengembangkan strategi dan model pembelajaran pendidikan moral dengan menggunakan pendekatan terpadu ,diperlukan adanya analisis kebutuhan (needs assessment) siswa dalam belajar pendidikan moral. Dalam kaitan ini diperlukan adanya serangkaian kegiatan, antara lain : (1) mengidentifikasikan isu-isu sentral yang bermuatan moral dalam masyarakat untuk dijadikan bahan kajian dalam proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode klarifikasi nilai (2) mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran pendidikan moral agar tercapai kematangan moral yang komprehensif yaitu kematangan dalam pengetahuan moral perasaan moral,dan tindakan moral, (3) mengidentifikasi dan menganalisis masalah-masalah dan kendala-kendala instruksional yang dihadapi oleh para guru di sekolah dan para orang tua murid di tua murid dirumah dalam usaha membina perkembangan moral siswa,serta berupaya memformulasikan alternatif pemecahannya, (4) mengidentifikasi dan mengklarifikasi nilai-nilai moral yang inti dan universal yang dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam proses pendidikan moral, (5) mengidentifikasi sumber-sumber lain yang relevan dengan kebutuhan belajar pendidikan moral.


Dengan memperhatikan kegiatan yang perlu dilakukan dalam proses aplikasi pendidikan moral tersebut, kaitannya dengan kurikulum yang senantiasa berubah sesuai dengan akselerasi politik dalam negeri, maka sebaiknya pendidikan moral juga dilakukan penngkajian ulang untuk mengikuti competetion velocities dalam persaingan global. Bagaimanapun negeri ini memerlukan generasi yang cerdas, bijak dan bermoral sehingga bisa menyeimbangkan pembangunan dalam keselarasan keimanan dan kemajuan jaman. Pertanyaannya adalah siapkah lingkungan sekolah (formal-informal), masyarakat dan keluarga untuk membangun komitmen bersama mendukung keinginan tersebut ? Karena nasib bangsa Indonesia ini terletak dan tergantung pada moralitas generasi mudanya. (Lewa Karma)


Sudah Dewasakah Sistem pendidikan Kita?


Salah satu tujuan Pendidikan Nasional Dalam UU SisDikNas No.20 Tahun 2003, adalah melahirkan manusia yang bertanggung jawab. Seperti yang kita ketahui bersama sitem pendidikan tidak terlepas dari berbagai unsur yang ada, seperti Guru, siswa, kurikulum, manajemen, sarana dan Prasarana, kebijakan pemerintah dsb. Untuk melahirkan manusia yang bertanggung jawab tidaklah mudah. Manusia yang bertanggung jawab adalah profil manusia dewasa yaitu manusia yang dapat membedakan baik dan buruk, indah dan jelek, atau benar dan salah.


Jika melihat output (lulusan) pendidikan kita selama ini pendidikan di indonesia banyak melahirkan manusia yang belum dewasa. kenapa demikian ? Ini dapat kita lihat dari pigur-pigur pejabat yang ada. Pejabat sekarang korupsi, mementingkan diri sendiri dan Premaniseme adalah contoh dari produk pendidikan kita selama ini. Kita tahu bahwa korupsi adalah perbuatan tidak baik dan hanya anak-anak lah yang mungkin belum bisa menilai bahwa kaorupsi adalah perbuatan tidak baik. Itu adalah salah satu contoh bahwa pendidikan di Indonesia belum melahirkan manusia yang Bertanggung jawab.


Semoga Pendidikan Nasional kita ke depan bisa melahirkan manusia yang bertanggung jawab. Yang ketika sudah menjadi pejabat atau yang memegang kebijakan di negeri Indonesia punya hati nurani, tidak menjual aset negeri ini dan bekerja untuk mencerdaskan kehiduapan bangsa kembali. (Nurhadi)

Baca Selengkapnya

INFO IMKOMET

GAUNG IMKOMET

Diskusi Publik dan Pengukuhan Kepengurusan Ikatan Mahasiswa dan Alumni Kota Metro Periode 2009-2010. dengan tema " Pendidikan Mencetak Pemimpin Masa Depan". Menghadirkan Narasumber : Walikota Metro, Dinas Pendidikan Kota Metro, dan Pakar Pendidikan Kota Metro.

Kegiatan akan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23 Mei 2009, bertempat di Aula Pemerintah Kota Metro. Diskusi ini merupakan sebuah acara yang akan membicarakan latar belakang dan sejarah pendidikan serta sejauh manakah pendidikan di Kota Metro itu sendiri untuk menuju Kota Pendidikan.

Bagi Anggota IMKOMET atau Pengunjung Blok ini mempunyai sumbangsih untuk kemajuan Pendidikan di Kota Metro Khususnya dan Pendidikan di Indonesia Umumnya, dapat memberikan saran, ide pemikiran di kotak komentar dan bagi yang mempunyai artikel tentang pendidikan dapat di kirimkan ke Tim Redaksi IMKOMET melalui email : imkometmetro@ymail.com / imkomet2@gmail.com, artikel yang dikirm akan kami tampilkan di web IMKOMET.

Pertemuan rutin IMKOMET di Bandarlampung setiap hari Rabu Pkl. 16.00 WIB bertempat di Belakang Gedung Rekorat Universitas Lampung, pertemuan rutin di Kota Metro setiap hari Minggu Pkl. 10.00 WIB bertempat di Masjid Taqwa Metro.

Informasi seputar Kegiatan IMKOMET dan Pendaftaran Anggota Baru dapat menghubungi Ridho Istianto (+628197981405) atau Oki Dimas Saputra (+6281928306556).

Baca Selengkapnya

WARUNG KOPI

BELAJAR UNTUK MEMAAFKAN

Tak ada manusia yang luput dari kesalahan,walaupun kita sudah berusaha untuk berbuat sebenar mungkin. Seperti pepatah mengatakan sepandai-pandai tupai melompat pasti pernah jatuh, pasti setuju dengan saya kalau tupai tidak sengaja membuat dirinya jatuh bukan? Tentu ada beberapa faktor yang membuat dia jatuh, mungkin karena faktor angin yang menggoyangkan dahan yang ingin dicapai sehingga meleset, mungkin juga dia tergesa-gesa karena dikejar pemburu sehingga tidak sempat berfikir rasional, Mungkin dia tergiur dengan buah kelapa yang muda diseberang sehingga membuyarkan konsentrasinya dan masih banyak faktor yang lainnya.

Begitu juga manusia, tak ada yang sengaja berbuat kesalahan yang ada hanyalah dia
tidak sadar kalau yang dilakukannya salah. Tentunya banyak faktor yang membuat dia tidak sadar melakukan kesalahan itu.

Sebaik-baiknya kita berbuat masih juga ada yang menilai tidak baik. Sesuatu yang
kita anggap benar belum tentu benar dimata orang lain, Semua orang punya persepsi yang berbeda – beda tentang suatu dan dengan ego yang dimilikinya manusia selalu mempunyai pembenar sendiri-sendiri, tidak ada yang mau disalahkan dan tidak ada yang mau mengaku salah.

Nah kalau yang sudah seperti itu tidak akan ada keharmonisan dalam hubungan baik itu pacaran, saudara, keluarga maupun di masyarakat. Perbedaan tetaplah perbedaan seperti warna Hitam dan Putih tidak lah bisa disamakan dan apabila dicampur warnanya akan jadi abu bukan lagi Hitam dan Putih. Supaya tercipta hubungan yang harmonis, bagaimana kita mengerti dan menghargai perbedaan itu dengan belajar memaafkan dan minta maaf. mungkin bertanya, mengapa harus belajar minta maaf atau memaafkan, kan tinggal diucapkan saja ? .

Benar kata itu tinggal diucapkan saja akan tetapi pada saat kita dikuasai ego alias
mempertahankan harga diri, saat itu lidah akan menjadi kelu, bibir terasa dijarit, dan handphone atau gagang telpon terasa berat satu ton, orang yang bisa memaafkan kesalahan orang dan segera minta maaf atas kehilafannya maka di telah memenangkan dirinya sendiri dan hidupnya. Dengan demikian dia telah terbebas dari belenggu ego yang membatasi setiap langkahnya. Bisa bayangkan kalau kita tidak mau memaafkan kesalahan orang lain dan minta maaf ataskehilafan kita? Akan semakin banyak orang yang kita tidak sukai dan menjadiauhi kita.

Saya ilustrasikan kita seperti menebar beling (pecahan botol) disekeliling kita yang
akan selalu membatasi setiap langkah kita. Ada orang bilang “Kalau kita ingin dihargai maka buang dulu harga diri kita jauh-jauh”. Orang akan semakin menghargai kita ketika kita berani mengakui kesalahaan dan berhati besar bisa memafkan orang lain, karena kita juga tidak akan pernah luput dari kesalahan. Benih cinta pun akan tumbuh dengan subur mewarnai setiap langkah dalam kehidupan. Takan ada lagi beban di hati, kemanapun melangkah akan terasa nyaman, betapa indahnya hidup dengan cinta.

HILANGKAN KETAKUTAN


Manuasia memang dianugerahi kelebihan diantara semua mahluk ciptaan Tuhan yaitu manusia memiliki Rasa. Dengan rasa manusia mampu menilai mana yang buruk dan yang baik, mempunyai rasa senang, sedih, takut, dan yang lainnya. Sering kali rasa takut itu berlebihan sehingga memunculkan kecemasan dan kekhawatiran dan secara tidak sadar kita sudah masuk ke alam curiga.Ketika itu pula fikiran kita mulai memunculkan hal-hal yang negatif sehingga akal sehat pun hilang. Kita berlaku seperti orang yang tahu segalanya apa yang terjadi dan akhirnya sampai kepada titik puncak yaitu memvonis bahwa apa yang kita fikirkan benar. Pada fase ini Fikiran benar-benar sudah dikuasai oleh alam fikiran yang gelap dan jahat. Ego akan muncul dan kita akan gampang sekali marah, menuduh dan menyalahkan orang lain, hal itu sangat bertentangan sifat manusia yang ingin didengarkan, diperhatikan, disayang dan dicintai. Tentunya sudah bisa menebak apa yang terjadi kalau manusia saling tuduh saling curiga, pastikan cinta itu sudah hilang sehingga terjadi hubungan yang tidak harmonis dalam kehidupan kita baik itu kehidupan rumah tangga, pacaran, hubungan masyarakat dan pekerjaan.

tahu gak ?, kalau kita sering memikirkan yang jelek kepada orang lain atau orang
yang kita cintai bisa jadi apa yang kita fikirkan itu bisa terjadi kepadanya karena secara tidak sadar sudah menggunakan kekuatan fikiran dan perasaan yang sering disebut Telepati. Begitu juga sebaliknya ketika terbebas dari rasa takutsehingga apa yang kita fikirkan terhadap diri sendiri maupun orang lain adalah hal-hal yang baik maka itu akan sangat membantu, misalnya kalau ada orang yang mau beniat jahat kepada dengan berfikir positif dan baik padanya orang itupun akan mengurungkan niat jahatnya, atau pasangan kita yang berada jauh dari kita juga akan terjadiaga hatinya untuk tetap setia. pasti bertanya gimana caranya menghilangkan rasa takut itu ? sudah saatnya menumbuhkan benih cinta yang ada dalam diri dengan menyiramkan dengan fikiran positif dan memupuknya dengan rasa percaya. Kuncinya adalah dengan berrpasrah diri kepada Tuhan, rajin berdoa meminta yang terbaik untuk diri dan dan orang – orang yang sayangi. Tumbuhkan kepercayaan bahwa hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi, dan akan sangat berdosa kalau kita melangkahi kuasaNya dengan berfikir kita tahu apa yang tidak kita lihat.

Pada saat merasa gelisah pada tidak bisa menghubungi orang yang kita karena
Hpnya tidak aktif, pada keadaan seperti itu jagalah fikiran agar tidak sampai masuk ke alam curiga yang hanya akan menimbulkan pertengkaran. Fikiran itu sangat liar kalau tidak dikontrol, untuk itu kontrolah fikiran dengan cara merayu fikiran dengan memprogramkan hal yang positif tentang dia seperti ; pasti sedang sibuk,Baterai Low, tidak ada signal atau sedang ada rapat. Dan yang lebih penting berdoa agar semuanya baik—baik saja. Bisa j dia akan menerima signal positif dari dan menelpon balik. Begitu juga saat teman kita berlaku tidak seperti biasanya pada , berfikirlah mungkin dia sedang ada masalah, atau lagi sibuk mengerjakan sesuatu, sehingga terhindar dari fikiran kalau teman sedang tidak suka dengan sehingga hubungan pertemanan jadi terganggu. Ketika rasa curiga itu sudah bisa kita atasi dengan sendirinya benih cinta di hati akan
bersemi disiram dengan rasa percaya.

SENANG MELIHAT ORANG BAHAGIA


Kehidupan ini memang seperti roda berputar, kadang di atas kadang di bawah,
kadang senang kadang sedih. Kebahagiaan itu tidak bisa diukur dari apa yang kita miliki, ada orang yang punya banyak uang tetapi tidak bahagia begitu juga ada orang yang hidupnya sederhana tetapi bahagia. Karena kebahagiaan bukanlah tujuan akhir dari pencarian hidup, kebahagiaan itu adalah bagaimana kita mensyukuri setiap langkah keberhasilan yang diraih dalam hidup kita walau sekecil apapun itu.

*Kebahagiaan tidak bisa diukur dari apa yang kita miliki, tapi bagaimana kita
mensyukuri yang kita miliki*

Kebahagiaan itu milik semua orang tanpa kecuali, kita akan memperoleh kebahagiaan
sejati ketika kita bisa mendoakan orang lain bahagia dan senang melihat orang yang kita cintai hidup bahagia. Namun kenyataannya masih banyak orang yang mata hatinya dibutakan oleh keserakahan dan keangkuhan sehingga cinta itu pun hanya sebatas kata kata. pasti sering melihat masih banyak orang yang senang apabila melihat orang lain sengsara ataupun sebaliknya rasa iri dan dengki akan menguasai hati mereka ketika melihat orang lain lebih berhasil.

Ada juga dua anak muda yang putus pacaran akhirnya saling benci bahkan saling maki
dan mengucapkan sumpah serapah menyesali hubungan mereka, atau pasangan suami istri yang bercerai saling ngotot memperebutkan anaknya dengan mengatasnamakan untuk kebahagiaan anaknya. Setelah itu meraka lagi berpindah-pindah ke lain hati dengan dalih mencari cinta sejati mereka. Lalu dimanakah sebenarnya cinta sejati itu ?

*Cinta Sejati itu ada ketika kita merasa bahagia melihat orang yang kita kasihi
bahagia dengan segala pengorbanan untuknya*

Pengorbanannya adalah dimana harus menjadiauhkan hati dari perasaan iri merasa
dibohongi, tidak dihargai, dilecehkan, disaingi , gengsi, dendam dan yang sejenisnya. Besarkan hati dengan memberikan pujian kepada orang yang telah berhasil walaupun itu saingan kita, ucapkan selamat kepada teman yang telah sukses dalam hidupnya. Dengan bersikap positif seperti itu akan lebih dihargai dan bisa jadi mereka akan menjadikan rekanan dalam usahanya. Seandainya harus merelakan orang yang cintai pergi dai sisi , katakan pada diri bahwa itulah yang terbaik untuk kebahagiaan dan dirinya. Seandainya ingin menagis, menangislah sepuasnya untuk menghilangkan rasa sedih yang menyesaka dada, bukan untuk menyesali diri atau menyalahkan keadaan karena hanya akan menyiksa bathin sendiri.

Pada saat bisa mengiklashkan dia bahagĂ­a dengan hidupnya
maka saat itu pula akan merasakan arti cinta sejati yang tak selamanya harus memiliki. Simpanlah semua kenangan Manis atau Pahit yang pernah alami dan ambil hikmahnya, Jangan pernah berusaha untuk melupakannya karena hanya akan membuat semakin menyesali semuanya karena bagaimanapun semua yang telah terjadi sudah merupakan sepenggal kisah dari hidup.

ANUGERAH TERINDAH


Pernahkah bayangkan bagaimana insan manusia hidup tanpa cinta?, tentu juga
pasti tau jawabannya bukan?. Saya ilustrasikan orang yang tidak memiliki cinta, hidupnya seperti robot, tidak akan pernah peduli apa yang terjadi di sekitarnya mereka akan selalu mementingkan dirinya sendiri, dan tidak akan pernah mau mendengarkan pendapat orang lain. Kalau ada yang menghalangi jalannya dia tidak akan segan-segan untuk menyingkirkannya. Mungkin kalau dia menemui kegagalan dia anggap itu adalah sebuah akhir dan tidak ada lagi jalan semuanya akan buntu karena dari awal dia berfikir tidak ada yang lebih benar dari pendapatnya.

Wah serem bukan , Bersukurlah kita dilahirkan ke dunia sebagai mahluk yang
sempurna dan diberikan anugerah terindah yaitu Cinta. Hidup ini akan terasa indah dan gampang tatkala kita bisa memaknai cinta. Akan selalu ada jalan disetiap kesulitan, akan selalu ada jawaban disetiap pertanyaan, dan akan selalu ada hikmah dalam setiap cobaan.

Dalam hidup ini selalu ada dua hal yang berbeda seperti siang dan malam, begitu juga
ada cinta dan benci. Sepeti pepatah mengatakan benih padi ditanam padi pula yang akan dipanen, apa bila benih kebencian ditanam maka kesengsaraan akan didapat begitu sebaliknya benih cinta ditanam maka kebahagiaan akan diperoleh.

Baca Selengkapnya

Jumat, 08 Mei 2009

KATA MUTIARA

Smile Is The Shortest Distance Between Two People.
Senyum Adalah Jarak Yang Terdekat Antara Dua Manusia .

Real Power Does Not Hit Hard , But Straight To The Point.
Kekuatan Yang Sesungguhnya Tidak Memukul Dengan Keras , Tetapi Tepat Sasaran

Ideas Are Only Seeds, To Pick The Crops Needs Perspiration.
Gagasan-Gagasan Hanyalah Bibit, Menuai Hasilnya Membutuhkan Keringat.

Those Who Are Able To Control Their Rage Can Conquer Their Most Serious Enemy.
Siapa Yang Dapat Menahan Marahnya Mampu Mengalahkan Musuhnya Yang Paling Berbahaya.

Knowledge and Skills Are Tools, The Workman Is Character.
Pengetahuan Dan Keterampilan Adalah Alat, Yang Menentukan Sukses Adalah Tabiat

Being Careful in Judging an Opinion is a Sign of Wisdom.
Kehati-hatian Dalam Menilai Pendapat Orang Adalah Ciri Kematangan Jiwa.

A Drop Of Ink Can Move A Million People To Think.
Setetes Tinta Bisa Menggerakan Sejuta Manusia Untuk Berfikir

The Man Who Says He Never Has Time Is The Laziest Man.
Orang Yang Mengatakan Tidak Punya Waktu Adalah Orang Yang Pemalas.

Baca Selengkapnya

DIE HARD MOTIVATION

Mari kita belajar dari peristiwa alam. Kita mengenal binatang jerapah, seekor induk Jerapah melahirkan anaknya sambil berdiri dan pada saatnya bayi Jerapah akan jatuh ke tanah yang keras dari kandungan induknya. Hal pertama yang dilakukan oleh induknya adalah berdiri di belakang anaknya dan memberikan tendangan yang cukup keras ke tubuh bayi Jerapah. Bayi Jerapah terbangun mencoba berdiri namun masih mudah terjatuh karena kakinya yang masih lemah dan mudah goyah.

Sang induk kembali bergerak ke belakang bayi Jerapah dan memberi tendangan lagi kepadanya. Demikian berlangsung beberapa kali hingga si bayi berdiri kokoh dan mulai berjalan menuju puting susu sang induk. Mengapa? Karena induk Jerapah tahu bahwa satu-satunya peluang bagi bayinya untuk bisa bertahan hidup di hutan adalah dengan berdiri kokoh diatas kakinya sendiri. Jika tidak, akan sedemikian mudahnya dia diterkam binatang buas dan menj mangsa mereka.

Apakah tindakan induk jerapah adalah tindakan kasih? Sudah pasti.

Disiplin pasti bukan berarti bahwa seseorang menghajar anak-anaknya dengan ikat pinggang, itu adalah sakit jiwa. Disiplin adalah ketegasan yang penuh kasih. Disiplin adalah bimbingan. Disiplin bersifat mencegah timbulnya permasalahan. Disiplin menghasilkan dan menyalurkan energi untuk meraih prestasi besar. Disiplin bukan tujuan yang ingin kita capai, tapi kita melakukannya untuk sebuah kepedulian.

Disiplin adalah tindakan kasih. Kadangkala anda harus bersikap keras untuk kebaikan. Tidak semua operasi medis menyakitkan, tidak semua obat berasa manis, tapi kita harus menelannya.
”Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang penuh cinta kasih dan disiplin, pada saatnya akan menaruh rasa hormat kepada orang tua mereka”

Lalat dan Semut

Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta diatas sebuah tong sampah didepan sebuah rumah. Suatu ketika anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat. “Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar” katanya.


Setelah kenyang si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.


Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan dan esok paginya nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai.


Tak jauh dari tempat itu nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.

Dalam perjalanan seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua “Ada apa dengan lalat ini Pak?, mengapa dia sekarat?”.

“Oh.. itu sering terj, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini, sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menj menu makan malam kita” Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi ”Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? kenapa tidak berhasil?”.


Masih sambil berjalan dan memangggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab ”Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama”. Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya namun kali ini dengan mimik & nada lebih serius.

”Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama namun mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini,
Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda”

Buaya


Adalah seorang raja yang berkuasa di sebuah wilayah di Eropa, seorang raja yang terkenal pemberani dan disegani kawan maupun musuh-musuhnya. Sang raja memiliki seorang putri yang telah beranjak dewasa dan sudah saatnya menikah, namun yang diinginkannya adalah seorang menantu yang pemberani seperti dirinya.


Raja mengumpulkan para penasehatnya dan disepakati mengadakan sayembara untuk mendapatkan seorang pemuda yang gagah dan pemberani. Adalah sayembara berenang menyeberangi sungai yang ada didepan benteng kerajaan yang didalamnya diisi banyak buaya yang dalam sebulan dibiarkan kelaparan agar menj sangat ganas.


Diumumkanlah sayembara ini ke seluruh rakyatnya dan saat hari yang ditentukan tiba, mulailah berdatangan para pemuda dari segala penjuru negri, kemudian sang raja keluar dan berdiri diatas kastilnya serta mengangkat bendera tanda dimulainya sayembara itu.


Namun hingga dua jam lamanya tak ada seorang pun yang berani terjun ke sungai yang penuh dengan buaya itu. Raja mulai gelisah dan kecewa karena merasa akan gagal mendapatkan seorang pemberani dari kalangan rakyatnya.


Ketika matahari mulai meninggi, ada sekelompok pemuda datang dan ikut merangsek di kerumunan massa ditepian sungai dan bertanya-tanya ada apa gerangan. Setelah mendapat penjelasan dari orang-orang yang ada disana merekapun hanya manggut-manggut seraya mengamati beberapa ekor buaya yang ada di sungai itu dan saling tunjuk tanpa seorangpun berani mengikuti sayembara itu.


Ketika sebagian orang mulai meninggalkan sungai itu, tiba-tiba dikejutkan dengan suara seseorang terjun ke sungai, rupanya salah seorang pemuda yang baru datang itu terjun ke sungai dan berenang menuju seberang dengan kecepatan tinggi menghindari kejaran beberapa ekor buaya yang berusaha mendekatinya.


Akhirnya pemuda itu berhasil selamat hingga seberang dan disambut dengan tepuk tangan meriah dan sang raja segera turun menyambut si pemuda itu dengan gembira.
Setelah diperkenalkan dengan putrinya, sang raja sepakat menyelenggarakan pesta pernikahan besar-besaran dan meriah selama tujuh hari tujuh malam. Di tengah-tengah pesta pernikahan, datang pula para sahabat si pemuda pemberani ini memberikan selamat, mereka sungguh bangga memiliki seorang kawan yg kini adalah seorang menantu raja. Sambil memberikan ucapan selamat mereka tak henti-hentinya memuji keberanian si pemuda ini. Namun tiba-tiba saja si pemuda ini mengajak ke lima orang sahabatnya itu keluar dari ruang pesta dan dengan wajah kecut bertanya dengan nada menghardik.."Hey kalian semua, ayo katakan... siapa diantara kalian yang waktu itu mendorong saya terjun ke sungai ?!, asal tahu ya.. hampir saja saya mati dimakan buaya!!"

"Andai saja seseorang mampu membangunkan raksasa yang ada didalam dirinya, maka ia tak perlu menunda kesuksesan hanya karena menunggu orang lain yang menggerakkannya"


Mendengarkan


Kita semua suka bicara, tetapi kadang-kadang kita melupakan bagian yang paling penting dalam sebuah percakapan. Kebanyakan dari kita melewatkan paling sedikit beberapa menit untuk berusaha meningkatkan keahlian bicara kita. Mungkin ini melibatkan sesuatu yang sesederhana saat seorang karyawan yang mengatur pemikirannya sebelum dia menemui bos. Atau mungkin seperti seorang pemuda yang menyusun kata-kata saat akan melamar kekasihnya.


Kita berkeyakinan bahwa bagaimana cara kita bicara sangat penting, tetapi kita sering lupa bahwa aspek lainnya, ‘kemampuan kita untuk mendengarkan’ mungkin sama pentingnya. Kita sering sibuk memikirkan kalimat-kalimat berikutnya ketika orang lain sedang bicara, bukannya mendengarkan dengan cermat kata-katanya yang tepat.


Kalau anda dalam percakapan atau perundingan bisnis, berusahalah menjernihkan pikiran anda dari semua pilihan dan prasangka prib yang paling anda sukai. Lakukaknlah usaha untuk melihat percakapan dengan pandangan yang terang. Dengar dari kerangka referensi orang lain. Apa yang dialaminya hari ini? Bagaimana keadaan emosinya secara umum? Dengarkanlah dengan telinga dan mata anda. Faktor-faktor itu akan memainkan peranan penting dalam bagaimana cara anda meninjau kata-kata yang sesungguhnya diucapkan.


Mendengarkan dengan baik adalah keahlian yang memerlukan latihan, empati dan perhatian yang sesungguhnya kepada orang lain. Namun imbalannya besar sekali, sebab pendengar yang baik biasanya mempelajari banyak hal dan mempunyai banyak teman.


Sahabat


Suatu malam seorang eksekutif disibukkan ulah puteranya yang berusia tujuh tahun yang memaksanya untuk memperhatikannya hingga akhirnya sang ayah tak bisa mengelak lagi dan menghentikan pekerjaanya sejenak untuk memperhatikan anaknya.
Sang anakpun melanjutkan perkataannya : "Ayah, mana yang Ayah lebih sukai, menjadi Batman atau Superman ?" Sang ayah dengan tidak sabaran langsung menjawab : "Tidak tau deh, mungkin lebih enak jadi Superman ya ?" seraya mencoba kembali ke pekerjannya.

Sang putera yg masih tak puas bertanya lagi, "Ayah tak bertanya siapa pilihanku?"

"Baiklah, kalau kamu lebih suka menj yang mana, Superman atau Batman?", "Batman", spontan jawab puteranya. Oke, Ayah menj Superman dan kamu menj Batman, bagaimana ?"
"Tapi, apakah Ayah tak ingin tahu kenapa saya lebih suka menj Batman?" Akhirnya sang Ayah bertanya lagi: "Oke..oke.. mengapa kamu lebih suka menj Batman ketimbang Superman ?" Si anak ini menjawab dgn penuh harap: "Karena Batman punya seorang teman".


Kali ini sang ayah benar2 berhenti dari kesibukannya dan bertanya agak serius: ”Memangnya, memiliki seorang teman itu sedemikian penting artinya buat kamu ya?” Dan sang anakpun menjawab dgn mata bersinar: “Iya, Ayah”.


Kebutuhan akan persahabatan itu ada pada kita semua, setiap kita menginginkan seseorang yang dapat kita sebut "sahabat".

Baca Selengkapnya

Tukar Link Banner

Untuk tukar link banner, copy paste-kan kode html pada text area di bawah ini ke blog kamu, Happy Blogging n Terima kasih.

Banner Sahabat



Followers

Bendera Pengunjung

free counters

FEEDJIT Live Traffic Feed

Anda Pengunjung Ke

Peluang Bisnis

Rank Blog

 

Copyright © 2009 by Ikatan Mahasiswa dan Alumni Kota Metro